Hiteen.id – Selama pandemi, menjemur menjadi salah satu rutinitas lama yang kembali menjadi trend. Apalagi, membiarkan tubuh terpapar sinar matahari disebut-sebut menjadi salah satu terapi penyembuhan Covid-19.
Disatu sisi, sinar matahari memang membantu merangsang produksi vitamin D yang diperlukan tubuh. Selain menjaga imunitas, vitamin D juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mulut, memperkuat tulang dan otot, mencegah diabetes tipe 1 & 2, mencegah hipertensi, hingga mengurangi beberapa risiko kanker.
Meski tentu memberi banyak manfaat, nyatanya panas matahari yang jika dibiarkan terlalu lama memapar diri, juga berakibat buruk lho bagi kesehatan. Khususnya, bagi kulit.
Berikut beberapa bahaya matahari untuk kulit, diantaranya
1. Penuaan Dini
Bukan marah-marah yang menjadi penyebab lebih terlihat cepat tua, melainkan efek sinar matahari yang terlalu ekstrem. Sinar matahari yang terlalu berlebihan, nyatanya mampu merusak sel kolagen dan jaringan dermis kulit, sehingga kulit lebih cepat kendur, keriput, dan membesarnya pori-pori.
2. Risiko terpapar kanker kulit
Paparan sinar matahari terlalu lama bisa membuat dan merusak materi genetik pada sel kulit itu sendiri. Akibatnya, terjadi regenerasi yang tak teratur dan pertumbuhan kulit jadi tidak terhindari, sehingga bisa menjadi modal awal untuk penyakit kanker kulit berkembang.
3. Kulit terbakar
Sunburn atau kondisi dimana kulit menjadi kemerahan bahkan terkadang terlihat seperti berwarna coklat terbakar. Biasanya juga menimbulkan luka bakar pada bagian yang terlalu ekstrem terpapar sinar matahari. Setelah menjadi luka, tentunya akan terasa perih saat disentuh maupun tidak. Hati-hati, sunburn ini juga bisa mengakibatkan kanker kulit jika dibiarkan.
Melihat potensi kerusakan yang diakibatkan matahari, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk tetap bisa mendapatkan vitamin D alami dari bantuan matahari namun tetap aman untuk tubuh, diantaranya dengan tidak berjemur saat matahari terlalu terik.
Jam 09.00 pagi, merupakan waktu paling tepat untuk membiarkan kulit mengonsumsi sinar mentari. Jangan terlalu lama, cukup berjemur selama 15 menit agar sinar yang kita dapatkan menjadi efisien.
Namun, jika tak bisa menghemat waktu saat terpapar matahari, maka usahakan gunakan sunscreen atau tabir surya yang bisa menghalau kulit dari sengatan langsung sinar matahari. Pengguanaan payung atau pakaian lengan panjang yang menutupin bagian kulit juga disarankan agar sinarnya tak langsung bertemu dengan kulit.
Nah, itulah beberapa kiat yang bisa dilakukan agar kita tetap bisa berjemur dan mendapatkan vitamin D secara maksimal tanpa harus terancam penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.