Hiteen.id – Meski mengaku belum ada kasus Cacar monyet di Indonesia, namun beberapa waktu lalu Kemenkes mengaku tetap waspada terhadap bahaya penularan dan penyebarannya di Indonesia. Apalagi kini Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebutkan bahwa kasus cacar monyet merupakan darurat global karena telah tersebar ke banyak negara dengan proses penyebaran yang cukup cepat.
Terakhir, negara tetangga Indonesia, Filipina telah merilis update terkait ditemukannya kasus pertama cacar monyet di negaranya.
Cacar monyet sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) dan dapat menular ke manusia. Sumber utama penyakit ini adalah monyet dan hewan pengerat seperti tikus dan tupai. Meski merupakan penyakit zoonosis, namun cacar monyet nyatanya bisa menular antar manusia.
Penyakit ini memiliki gejala yang serupa dengan cacar air. Namun, seiring berkembangnya penyakit, bintil air tersebut justru berubah menjadi bintil nanah dan menimbulkan berbagai benjolan di leher, dan ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Penularan antar manusia bisa terjadi jika ada kontak langsung dengan cairan tubuh yang teinfeksi tersebut, atau melalui percikan air liur yang tidak sengaja masuk melalui mata, muut, hidung, atau luka di kulit. Penularannya juga dapat terjadi melalui media perantaran seperti benda yang digunakan bersamaan dengan penderita.
Gejala cacar monyet yaitu, demam, letih atau lemas, meggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan pembekakan kelenjar getah bening. Lama kelamaan, akan muncul ruam yang berubah menjadi bintil air hingga kemudian berubah menjadi nanah. Total masa inkubasi penyakit tersebut yakni 5 hingga 21 hari.
Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, menghindaraan penggunaan alat makan dengan orang lain/ alat dan barang dengan penderita, serta menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi dagingnya dapat membantu seseorang tercegah dari penularan cacar monyet.