Hiteen.id – Sekitar 33 persen para penyintas Covid-19 mengalami long covid, atau efek pasca covid yang berkepanjangan. Angka tersebut merupakan hasil temuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) yang disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes, dr Mohamad Syahril.
Menurutnya, efek long covid muncul berkepanjangan sekitar tiga hingga enam bulan pasca covid, meski tes PCR telah membuktikan pasien tersebut negatif. Kebanyakan dari mereka mengalami gangguan di saluran pernapasan. “Nah ini berkelanjutan, tidak serta merta pasien selesai Covid-19 atau selesai dirawat dia hilang gejalanya. Dia (long Covid) akan ada dalam waktu yang cukup lama, sekitar 3-6 bulan,” Pungkas dr Mohamad Syahril, seperti dilansir detik.com pada 24 September 2022.
Selain menggangu saluran pernapasan, ditemukan juga beberapa efek long covid yang menyerang penyintas ke gangguan saluran pencernaan. Biasanya, gejala ini ditemukan pada pasien yang tidak bergejala, dan justru gejala-gejala saluran cerna muncul setelah pasien negatif covid.
Menurut Badan Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO) ada tiga gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pada pasien long covid. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Janert Diaz, yag menjabat sebagai Lead Clinical Management Response Covid-19 WHO. Tiga gejala tersebut, diantaranya :
1. Kelelahan
Kelelahan sebenarnya memang sangat wajar dialami oleh seseorang setelah sekuat tenaga melawan virus yang menginfeksi tubuh. Meski dapat bertahan hingga enam bulan, kelelahan pada dasarnya akan segera membaik jika seluruh organ tubuh terlah kembali berfungsi sempurna.
2. Napas Lebih Pendek
Orang dengan long Covid-19 biasanya megalami kondisi yang membuatnya bernapas lebih pendek dari pada biasanya. Efek ini dapat dilihat jika seseorang mengalami napas pendek atau terengah-engah meski hanya melakukan kegiatan yang ringan.
Hal ini dapat terjadi khususnya karena paru-paru belum maksimal bekerja seperti sediakala, sehingga napas menjadi terasa lebih pendek.
3. Disfungsi Kognitif
Menurut Dr Janet Diaz, gejala ketiga long covid yakni adalah terjadinya disfungsi kognitif atau keadaan dimana fungsi otak terganggu. Sehingga cukup menggangu aktifitas. Ciri-ciri gejala ini yakni kerap mengalami masalah dengan konsentrasi, fokus, dan daya ingat. Bahkan, juga membuat seseorang mengalami kesulitan tidur.