Sutradara film Ambu, Farid Dermawan, memendam rasa kecewa meskipun filmnya itu meraih penghargaan Artis Pemeran Pembantu Terbaik pada ajang Festival Film Asia Pasifik (APFF) 2020.

Pasalnya, menurut dia, film Ambu saat tayang  2019 lalu, hanya mendapat sekitar 25 layar bioskop. Kendala bahasa, menurut Farid, menjadi salah satu kendala pihak bioskop untuk menayangkan film Ambu.

“Sebenarnya kendalanya adalah kita itu di film Ambu memakai Bahasa Sunda. Jadi memang waktu itu kendalanya ini film Bahasa Sunda, tidak Bahasa Indonesia. Jadi, kendalanya di situ, tidak semua orang ngerti Bahasa Sunda,” kata Farid saat ditemui di Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020.

Which is berarti kita bikin film ini ada subtitle-nya. Mungkin dengan ada subtitle itu moodnya juga beda. Jadi ini, ke depannya tolong diperhatikan karena ini kan film budaya ya,” tambah dia.

Farid mengungkapkan niatnya untuk mengenalkan budaya Jawa Barat ke seluruh daerah di Indonesia melalui film Ambu.

“Jadinya pinginnya untuk next-nya kalau ada PH lain yang bikin film tentang budaya, coba di kasih layarnya yang banyak, di seluruh Indonesia. Biar orang Indonesia juga tahu budayanya sendiri,” kata dia.

Farid mengaku pihaknya saat itu telah berupaya untuk menambah jumlah layar tayang untuk film Ambu di bioskop. Namun upaya tersebut tak berbuah hasil.

“Benar, kita juga audah sempat fight ya. Dalam arti beragumen ya ‘enggak bisa dong’ kita bilang ‘karena ini film budaya, kita enggak mau hanya di Jawa Barat aja orang-orang tahu tentang budaya Baduy,” tuturnya.

Farid juga ingin Baduy dikenal masyarakat seluruh Indonesia.”Inginnya setelah akhirnya setelah tayang, banyak daerah-daerah lain yang ‘pengin nonton, pengin nonton’,” katanya.

Sumber : https://seleb.tempo.co/read/1296236/pakai-bahasa-sunda-film-ambu-susah-tayang-di-bioskop/full&view=ok

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like