Smartphone sudah melekat dalam aktivitas keseharian manusia saat ini. Smartphone seakan-akan telah menjadi kebutuhan pokok yang wajib dimiliki oleh semua. Namun, peranan smartphone akan berkurang tanpa kehadiran jaringan seluler dan internet. Sementara untuk mengakses internet, dibutuhkan layanan jaringan seluler yang kredibel. Saat ini, perkembangan teknologi telah mengantarkan peradaban manusia ke era jaringan seluler 5G. Salah satu keunggulan yang dibawa teknologi seluler generasi kelima ini adalah kecepatan unduh (download) yang diklaim bisa mencapai 20 Gbps.
Jauh sebelum itu, perkembangan teknologi jaringan seluler diawali dari generasi yang lebih sederhana, yakni 1G. Perjalanannya pun terbilang cukup panjang. Dibutuhkan waktu sekitar 40 tahun untuk menyempurnakan teknologi jaringan seluler dari generasi 1G ke 5G. Lantas bagaimana perjalanan evolusi jaringan seluler 1G ke 5G?
1G
Jaringan generasi awal ini pertama kali dikomersilkan oleh perusahaan Jepang, Nippon Telegram and Telephone (NTT) pada tahun 1979. Mulanya, jaringan seluler ini hanya diperuntukkan bagi masyarakat kota Tokyo.
Lima tahun kemudian, NTT akhirnya berhasil mendistribusikan 1G secara merata di Jepang sampai ke kota-kotanya. Tak hanya di Jepang, 1G turut diperkenalkan di Amerika pada awal Maret 1983 oleh perusahaan Ameritech. Jaringan 1G kemudian turut didistribusikan di Kanada pada pertengahan tahun 1980-an dan di Inggris pada tahun 1985. Pada era tahun 80-an, jaringan 1G dapat diakses dengan ponsel Motorola DynaTAC. Ponsel yang dijuluki The Brick (batu bata) tersebut memiliki bobot sekitar 1 kg, dan dibutuhkan waktu hampir 10 jam untuk mengisi daya ponsel ini hingga penuh. Meskipun tergolong sebagai teknologi yang revolusioner pada saat itu, 1G masih jauh dari kata sempurna. Sebagai generasi jaringan seluler pertama, 1G tak luput dari banyak kekurangan. Salah satunya termasuk kualitasnya yang terbilang rendah. Jaringan 1G hanya dapat digunakan untuk menjalankan satu tugas sederhana, yakni untuk melakukan panggilan suara.
1G beroperasi menggunakan teknologi analog bernama Advanced Mobile Phone System (AMPS). Teknologi ini memanfaatkan modulasi Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang dapat menghasilkan kecepatan maksimum 2,4 Kbps. Namun karena masih belum sempurna, tak jarang timbul suara bising yang mengganggu selama melakukan proses panggilan keluar. Tak hanya itu, cakupan jaringannya juga masih belum luas dan sistem keamanannya masih belum dienkripsi. Hal ini memungkinkan pengguna lain untuk menyadap isi pembicaraan telepon dengan menggunakan alat pemindai radio. Karena jaringan seluler telah disempurnakan, 1G kini telah ditinggalkan. Namun, Rusia diketahui menjadi satu-satunya negara yang masih mengoperasikan jaringan seluler 1G hingga saat ini.
2G
Terlepas dari banyaknya kekurangan 1G, jaringan pionir itu dapat bertahan cukup lama. Hingga pada tahun 1991, di mana jaringan 2G akhirnya pertama kali komersil di Finlandia. Jaringan yang telah mengandalkan teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) ini turut dilengkapi dengan berbagai penyempurnaan.
Salah satunya mencakup sistem keamanan yang memungkinkan panggilan keluar yang terenkripsi. Dengan demikian, pengguna dapat lebih tenang saat melakukan panggilan keluar, karena tidak lagi dapat disadap. Peningkatan lain datang dari aspek kualitas suara, pengguna tak lagi menemukan suara statis yang bising saat melakukan panggilan. Soal kecepatan, jaringan 2G menawarkan bandwidth 30 KHz hingga 200 KHz. Selain itu, jaringan ini turut memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan SMS dan MMS, meskipun dengan kecepatan rendah, hingga 64 Kbps. Peningkatan berkelanjutan dari teknologi GSM memperkenalkan jaringan seluler 2,5G, yang menggabungkan kemampuan packet switching dalam bentuk GPRS, dan juga teknologi EDGE. Jaringan 2,5G mampu menghasilkan kecepatan data hingga 144 kbps, memungkinkan pengguna untuk mengirim dan menerima pesan e-mail dan menjelajahi web. Hal ini menyebabkan penggunaan ponsel semakin meningkat, sehingga permintaan akan data semakin meningkat tajam.