Hiteen.id – Setelah hampir dua minggu lewati Lebaran, hati-hati jila kaki terasa sakit saat bangun tidur. Bukan karena idul fitrinya, namun karena pola makan selama perayaam tersebut yang mungkin saja tidak kita atur.
Konsumsi daging barangkali berlebihan selama silahturahmi di kampung halaman, ini memberikan efek tinggi kolesterol jahat pada tubuh, lho. Apalagi jika selama mudik tubuh tak mendapatkan olahraga sedikitpun.
Kolesterol sebenarnya dimiliki oleh setiap orang. Pada dasarnya ada dua jenis kolesterol, yakni kolesterol baik dan kolesterol jahat. Kolesterol baik (HDL, High Density Lipoprotein) dan kolesterol jahat (LDL, Low Density Lipoprotein). HDL, disebut sebagai kolesterol baik karena keberadaannya memberikan manfaat dapat mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah, sebaliknya LDL justru menjadi faktor utama penyempitan pembuluh darah.
Selain kedua itu, ada pula lemak lain dalam darah, yakni trigliserida yang juga dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.
Untuk menghitung tingkat kolesterol ada yang disebut kolesterol total, meski begitu jika hanya menghitung kadsr kolesterol HDL saja sudaj cukup menggambarkan tingkat kolesterol dalam tubuh. Kadar kolesterol normal memiliki jumlah 200mg/dL. Namun, jika jumlah kolesterol mencapai 200-239mg/dL berarti kita sudah harus mulai hati-hati karena kadang kolesterol sudah ada diambang batas. Sementara itu jika sudah lebih dari 239ml/d, berarti kadar kolesterol dalam tubuh sudah tinggi. Kondisi inilah yang berbahaya.
Berikut beberapa gejala kolesterol tinggi yang perlu diketahui, diantaranya mudah lelah dan sering mengantuk, ini terjadi karena adanya sumbatan dalam aliran darah yang menyebabkan darah terkendala untuk sampai ke otak. Gejala laina, yakni nyeri pada kaki saat berjalan, pegal-pegal pada tengkuk, dan nyeri dada. Ini semua diakibatkan adanya plak yang menumpuk pada pembuluh darah di bagian-bagian tersebut.
Jika dibiarkan semakin jauh, tingginya kolesterol dapat berpotensi menyebabkan penyumbatan aliran darah yang menjadi penyebab stroke dan penyakit jantung.
Untuk menghindari hal tersebut, seseorang dapat mencegahnya dengan rutin berolahraga minimal 5x seminggu, mengurangi makanan berlemak dan berminyak dan meningkatkan konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.