Sebanyak 330 satuan pendidikan di Kota Bandung dinilai layak melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Simulasi dimulai Senin 7 Juni 2021 hingga dua pekan kedepan.
Sebanyak 330 satuan pendidikan tersebut terdiri dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain itu, satuan pendidikan dibawah pengawasan Kementerian Agama.
Salah satu satuan pendidikan yang dinilai layak melaksanakan simulasi PTM terbatas yakni SD dan SMP Santo Yusup Bandung. Siswa mengikuti simulasi PTM terbatas secara bergantian. Kepala Sekolah SD Santo Yusup Bandung Yohana Dhita mengatakan, pada Senin 7 Juni 2021, hanya siswa kelas VI yang melaksanakan simulasi PTM terbatas.
Selanjutnya secara bertahap, setiap Senin, tak hanya siswa kelas VI yang melaksanakan PTM terbatas, tetapi juga siswa kelas I. Kemudian, pada Selasa, pihak sekolah melakukan sterilisasi gedung sekolah sehingga tidak ada yang belajar di sekolah.
Pada Rabu, siswa kembali dapat melaksanakan PTM, yakni siswa kelas II dan V. Hari berikutnya, Kamis, gedung sekolah kembali distrerilisasi sehingga PTM tak dilaksanakan. Siswa kembali bisa datang ke sekolah pada Jumat, yakni khusus siswa kelas III dan IV.
PTM terbatas pada masa simulasi dilaksanakan selama dua jam, sejak pukul 08.00 hingga 10.30. Siswa diberi kesempatan istirahat di kelas selama 20 menit. Selama istirahat, siswa diminta diam di kelas dan memakan makanan yang dibawa dari rumah. Kantin sekolah tidak dibuka.
Siswa yang melaksanakan PTM terbatas hanya siswa yang mendapat izin orang tua. Dikatakan Yohana, hanya 30 persen siswa yang diizinkan orangtuanya untuk mengikuti PTM terbatas dari total 321 siswa.
“Kami tidak memaksakan (untuk PTM, red). Kapasitas ruangan hanya 6 meja jadi kami pun satu hari maksimal 6 anak per ruang, sisanya belajar secara daring,” kata Yohana, Senin 7 Juni 2021.
Ada dua sistem pembelajaran yang diterapkan SD Santo Yusup saat PTM terbatas. Pertama, guru mengajar siswa yang belajar secara daring dan tatap muka secara berbarengan. Kedua, guru mengajar siswa secara tatap muka pada satu waktu dan siswa yang belajar di rumah diminta mengerjakan proyek tugas. “Hal yang paling penting, siswa mendapat kualitas pembelajarandengan porsi yang sama,” ucap Yohana.
Selain sistem pembelajaran, pihak SD Santo Yusup pun telah menyiapkan saran prasarana protokol kesehatan pencagahan Covid-19. Diantaranya, tempat cuci tangan dan alat pengukuran suhu tubuh. Setiap siswa yang hendak masuk ke gedung sekolah diukur suhu tubuhnya lalu diberi cairan sanitasi tangan. Jalur masuk dan pulang siswa pun disiapkan berbeda.
Siswa senang
Murid kelas VI SD Santo Yusup Bandung Kayliesta Trivena Gunawan senang bisa kembali ke sekolah. Rasa senang muncul karena bisa bertemu guru dan teman-teman.”Dibanding belajar online, pilih belajar offline karena lebih seru,” ujar Kayliesta.
Dia pun melengkapi diri dengan perlengkapan pencegahan penularan Covid-19, seperti memakai pelindung wajah dan masker. Kayliesta memahami peralatan tersebut harus dipakai ke sekolah untuk melindungi diri dari Covid-19. Bekal makanan dari rumah pun dibawa.
Guru Kelas VI SD Santo Yusup Bandung Frans Sunardi tak mengalami kesulitan saat mengajar siswa secara daring dan tatap muka secara bersamaan. Fasilitas peralatan dan teknologi yang memadai memudahkan guru mengajar dengan cara tersebut.
“Saya juga saling berbagi ilmu dengan rekan guru lain, saling belajar tentang PTM, belajar teknologi sendiri, sekarang kan banyak tutorialnya,” ujar Frans.
Pada Senin 7 Juni 2021, lanjut Frans, siswa kelas VI tidak diajarkan mata pelajaran tertentu karena siswa kelas VI tinggal menunggu kelulusan. Sebagai gantinya, siswa diajarkan tentang protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Siswa membuat poster maupun dongeng tentang protokol kesehatan.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna meninjau pelaksanaan simulasi PTM terbatas di SD Santo Yusup, Senin 7 Juni 2021. Menurut dia, pendidik dan tenaga kependidikan di SD Santo Yusup sudah cukup paham mengenai pembelajaran yang mengedepankan aspek keamanan untuk mencegah Covid-19. Dia juga menilai, sarana prasarana penunjang pencegahan penularan Covid-19 sudah memadai.
Dia pun senang tidak ada unsur paksaan bagi siswa untuk melaksanakan PTM terbatas. “Kami ingatkan tidak boleh diskriminatif bagi siswa yang belajar online dan offline, jangan ada salah satu yang dapat perlakuan luar biasa,” ucap Ema.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Cucu Saputra mengatakan, simulasi akan dilaksanakan dua pekan. Setelah dua pekan, pelaksanaan simulasi PTM terbatas akan dievaluasi. Apabila PTM terbatas dinilai dapat dilanjutkan, maka akan terus dilaksanakan.
Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-012017752/330-satuan-pendidikan-di-kota-bandung-simulasi-pembelajaran-tatap-muka-siswa-akui-senang-kembali-ke-sekolah