Hiteen.id – Pasca gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat hingga, Jumat 25 November 2022, terdata ada total 310 orang korban tewas, dan 24 orang belum ditemukan di Kelurahan Ciguneng, Kab. Cianjur.

Sementara itu, korban luka mencapai 7.729 orang, dengan rincian luka berat 595 orang dan luka ringan 7.134 orang, 108 diantaranya masih dirawat di rumah sakit.

Akibat gempa tersebut, banyak bangunan mengalami rusak, baik ringan hingga berat. Tak hanya rumah, namun bangunan perkantoran dan sekolah juga mengalami kerusakan. Hingga saat ini, terdata ada sebanyak 73.693 orang yang mengungsi akibat kehilangan tempat tinggal, maupun mengamankan diri dari gempa susulan yang masih terus terjadi.

“Untuk kerugian material, total rumah yang rusak 58.049. Adapun infrastruktur yang rusak, sekolah 368, tempat ibadah 144, fasilitas kesehatan 14, dan gedung pemerintahan 16,” tutur Fajar Setiawan, Deputi III Tanggap Darurat BNPB.

Sempat disinggung bahwa gempa di Cianjur berkaitan dengan pergerakan patahan Cimandiri oleh BMKG, hingga Sabtu, sebanyak 263 gempa susulan terjadi di Cianjur dengan kekuatan 1,2 Skala Richter hingga 4,2 Skala Richter.

Diketahui, patanan Cimandiri merupakan salah satu patahan yang masih aktif di Indonesia. Patahan Cimandiri terbentang sepanjang kurang lebih 100 kilometer, dari teluk Pelabuhan Ratu hingga Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Burangrang, Subang Jawa Barat.

Bahkan, patahan Cimandiri juga sempat menjadi pemicu beberapa gempa terdahulu, diantaranya gempa bumi Palabuhanratu (1900), gempa bumi Cibadak (1973), gempa bumi Gandasoli (1982), gempa bumi Padalarang (1910), gempa bumi Tanjungsari (1972), gempa bumi Conggeang (1948) dan gempabumi Kabupaten Sukabumi (2001).

Meski begitu, hingga kini masih banyak ahli yang menyebutkan bahwa pernyataan tersebut harus diteliti terlebih dahulu.

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like